Puluhan Pesawat Tempur China Masuki Area Pertahanan Udara Taiwan

Insiden inkursi 39 pesawat tempur China terhadap wilayah pertahanan udara Taiwan terjadi pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021.

Pihak Taiwan menyatakan bahwa sebanyak 39 jet tempur milik China telah terbang melakukan penetrasi terhadap zona pertahanan udara pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021. Hal ini merupakan salah penyusupan udara terbesar yang pernah dilakukan oleh Beijing.

Menurut Kementeri Pertahanan Taiwan (Republik Tiongkok), jet-jet tempur China (Republik Rakyat Tiongkok) memasuki area pertahanan dalam dua gelombang. Taiwan mendeteksi sebanyak 20 pesawat yang masuk pada siang hari dan 19 pesawat lainnya menyusul pada sore hari.

Pada hari Jumat, 1 Oktober 2021, China juga melakukan penetrasi terhadap area pertahanan udara Taiwan dengan 38 pesawat, termasuk diantaranya adalah pesawat pengebomb yang bisa membawa senjata berhulu ledak nuklir. 

Baca juga: Pakta Pertahanan Aukus: Inggris, Amerika Serikat, Dan Australia Siap Lawan China

Xian H-6 bomber nuklir china
Bomber Xian H-6 mampu membawa senjata berhulu ledak nuklir ikut terlibat dalam inkursi.

Konflik antara kedua negara ini merupakan kelanjuntan dari perang saudara yang dipicu oleh runtuhnya Dinasti Qing pada tahun 1912. China menganggap Taiwan yang demokratis sebagai provinsi yang memisahkan diri. Namun, Taiwan melihat dirinya sebagai negara berdaulat.

Menurut pihak Taiwan,  angkatan udara China dalam setahun ini gencar melakukan misi-misi penestrasi ke dalam area pertahanan.

"China telah terlibat dalam agresi militer, merusak perdamaian regional," kata Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang (Sabtu, 2 Oktober 2021), dilansir dari BBC.

Pemerintah pusat China di Beijing sejauh ini belum memberikan komentar publik terhadap klaim Taiwan.

Tetapi sebelumnya pihak China pernah mengatakan bahwa misi penerbangan semacam ini dilakukan untuk melindungi kedaulatannya dan juga menargetkan "kolusi" antara Taiwan dan Amerika Serikat (AS). Perlu diketahui bahwa AS dan Taiwan memiliki hubungan sangat erat dalam bidang militer.

Pesawat angkatan udara China, yang merupakan bagian dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA),  terbang mendekati area atol Kepulauan Pratas.

Shenyang J-16 pesawat tempur china
Sejumlah jet tempur tipe Shenyang J-16 juga ikut terlibat dalam insiden inkursi zona pertahanan udara Taiwan.

Area tersebut merupakan zona identifikasi pertahanan udara. Area ini berada diluar wilayah udara Taiwan, namun  pesawat asing masih bisa diidentifikasi, dipantau, dan dikendalikan untuk kepentingan keamanan nasional.

Penentuan zona ini berdasarkan deklarasi sendiri dan secara teknis tetap menjadi wilayah udara internasional.

Insiden serupa terjadi pada hari Jumat ketika pesawat tempur milik China terbang di atas perairan antara Taiwan dan Filipina.

Taiwan menanggapi aksi angkatan udara China yang terbang di dekat wilayah kedaulatan dengan mengarahkan jet tempur dan mengaktifkan sistem rudal pertahanan udara.

Kementerian Perahanan Taiwan mengatakan  empat pesawat pembom tipe H-6, yang dapat membawa senjata nuklir dan anti-kapal selam, ikut berpartisipasi dalam aksi inkursi oleh angkatan udara China.

Beijing sering meluncurkan misi semacam ini untuk mengungkapkan ketidaksenangannya atas komentar yang dibuat oleh Taiwan. 

China dan Taiwan  telah berpisah sejak perang saudara pada tahun 1940-an. Pemerintahan pusat Beijing menegaskan bahwa wilayah Taiwan akan dikuasai kembali suatu saat nanti, dengan paksa jika perlu.

Taiwan memiliki konstitusi sendiri, pemimpin yang dipilih secara demokratis, dan terdapat sekitar 300.000 tentara aktif di angkatan bersenjatanya

Hanya beberapa negara yang megakui kedaulatan Taiwan. Sebagian besar mengakui pemerintah China di Beijing sebagai pememerintahan yang sah. AS sendiri tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan tetapi memiliki kebijakan luar negeri yang mengharuskannya untuk memberikan Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.

Indonesia dan Taiwan memiliki hubungan luar negeri yang sangat erat. Namun, saat ini Indonesia secara resmi tidak mengakui kedaulatan Taiwan sebagain negara tersendiri. Indonesia saat ini hanya mengakui China sebagai penguasa resmi wilayah Taiwan berdasarkan dengan Kebijakan Satu Tiongkok.