Apakah Judul Artikel Yang Menggunakan Tanda Tanya dan Titik Dua Lebih Disukai? Jawaban Singkatnya: Ya
Sebuah makalah penelitian menunjukan bahwa pembaca lebih memilih judul artikel yang memiliki tanda baca titik dua, pertanyaan, dan kalimat judul panjang. Penelitian ini mengambil sampel dari mahasiswa psikologi dari sebuah universitas di Amerika Serikat.
Studi ini berjudul "I’ll Read That!: What Title Elements Attract Readers to an Article?" dan ditulis oleh Robert M. Hallock dan Tara N. Bennett dari Purdue University, Northwest. Hasil riset ini dipublikasikan dalam jurnal Teaching of Psychology.
Baca juga:
- Hasil Riset Menunjukan Fans Film Horor Cenderung Miliki Ketahanan Psikologis - Bantu Adaptasi Saat Pandemi
- Hasil Studi Menujukan Manajer Wanita Memiliki Simpati Lebih Tinggi Terhadap Depresi di Tempat Kerja
Judul Artikel Merupakan Bentuk Interaksi Pertama Dengan Calon Pembaca
Judul artikel sangatlah penting karena merupakan “titik kontak pertama dengan calon pembaca”, tulis para penulis. Dengan demikian, judul adalah elemen penting dalam menarik pembaca.
Banyak penelitian baru-baru ini yang berfokus pada unsur-unsur judul yang sukses untuk makalah akademis. Namun sebagian besar penelitian tersebut hanya didasarkan pada metrik seperti kutipan (citation), daripada "peserta manusia nyata." Penelitian ini bertujuan untuk mengubah hal tersebut
“Alih-alih berkonsentrasi pada kutipan,” tulis para penulis, “kami berfokus pada hal-hal yang mampu menarik pembaca ke dalam judul artikel psikologi, daripada apa yang mereka pilih untuk dikutip nanti.”
Menyediakan Dua Judul Alternatif
Dalam penelitian ini, Hallock dan Bennett merekrut 99 mahasiswa psikologi sarjana dari universitas di Amerika Serikat. Sampel terdiri dari 32 laki-laki dan 67 perempuan.
Para peneliti menyediakan peserta survei daftar judul artikel nyata yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Review. Para peneliti juga membuat versi alternatif dari setiap judul jurnal.
Penulisan ulang ini datang dalam bentuk judul panjang versus judul pendek, titik dua versus tidak ada titik dua, berorientasi pada hasil versus berorientasi pada metode, akronim versus dieja, pertanyaan versus tidak ada pertanyaan, dan klise versus tidak klise.
Contohny "Humans have two systems to track beliefs and belief-like states"pertanyaan", yaitu "Do humans have two systems to track beliefs and belief-like states?"
Contoh yang melibatkan akronim adalah "Apakah teori eksotis-menjadi-erotis (EBE) didukung oleh bukti?" versus "Apakah EBE didukung oleh bukti?"
Contoh klise versus tanpa klise adalah “Akankah kucing hitam melintasi jalannya sendiri? Perilaku takhayul pada hewan” versus hanya “Perilaku takhayul pada hewan.”
Untuk setiap pasangan judul, survei ini meminta peserta untuk menunjukkan versi judul mana yang paling mungkin mereka lihat saat menelusuri database jurnal.
Tipe judul artikel mana yang lebih disukai?
Para peserta secara signifikan lebih menyukai judul yang lebih panjang daripada judul pendek, dan judul dengan titik dua dibandingkan tanpa titik dua. Mereka juga secara signifikan lebih menyukai judul yang menggunakan kalimat tanya.
Untuk akronim, peserta lebih menyukai versi yang dieja ketika akronimnya tidak jelas, tetapi lebih suka akronimnya jika sudah umum dikenal (misalnya OCD).
Mereka tidak memiliki preferensi yang jelas dalam hal judul yang menekankan metodologi versus hasil. Namun beberapa penelitian sebelumnya tentang judul artikel telah mendukung "judul berorientasi hasil yang dramatis" untuk menarik audiens yang lebih besar dan mendapatkan lebih banyak liputan media.
Judul yang berisi hasil penelitian segera memberi tahu pembaca tentang artikel tersebut. Hal ini memungkinkan pembaca dengan cepat mengesampingkan penelitian yang tidak relevan.
Hal yang sama berlaku untuk judul “menarik” yang menggunakan klise. Beberapa penelitian menemukan bahwa mereka menarik lebih banyak perhatian. Namun, peneliti lain berpendapat bahwa klise yang menarik justru menyebabkan lebih banyak "miskomunikasi, kebingungan, dan bahkan gangguan", seperti yang ditulis oleh penulis penelitian ini.
Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu mengenai judul artikel. Walapaupun "Publication Manual of the American Psychological Association" masih menyarankan para peniliti untuk memberi judul maksimal 12 kata, panjang judul penelitian telah meningkat selama beberapa dekade.
Demikian pula, judul-judul yang menggunakan kata tanya menjadi semakin populer di jurnal ilmu kehidupan, kedokteran, dan fisika.
Tentu saja, perkembangan ini juga bisa menjadi tren yang pada titik tertentu akan berbalik, seperti banyak tren.
Selain itu, sampel studi ini relatif kecil, dengan 99 peserta sarjana S1 dari satu universitas AS. Mahasiswa sarjana S1 mungkin memiliki preferensi yang berbeda dari peneliti yang lebih senior, misalnya dalam hal menggunakan akronim atau tidak.
Bagaimanapun, penulis penelitian ini menyarankan bahwa temuan ini “dapat dan harus dipresentasikan ke kelas psikologi sarjana S1, sehingga mereka dapat mulai membuat judul yang lebih efektif dan menarik.”
Study: “I’ll Read That!: What Title Elements Attract Readers to an Article?”
Authors: Robert M. Hallock and Tara N. Bennett
Published in: Teaching of Psychology
Publication date: September 29, 2020
DOI: 10.1177/0098628320959948
Posting Komentar