Mengenal Aktivis Kulit Hitam 'Black Panther' Fred Hampton Yang Dibunuh FBI - Operasi COINTELPRO

Fred Hampton adalah seorang aktvis kulit hitam 'Black Panther' dari Amerika Serikat yang dibunuh oleh FBI dalam operasi COINTELPRO

Aktivis merupakan sebuah "pekerjaan" yang boleh dibilang sangat berbahaya. Dalam rangka memperjuangkan sebuah gagasan dan kebebasan berpendapat, banyak aktivis yang akhirnya dibunuh oleh para penentangnya. 

Salah satu kasus pembunuhan yang menggemparkan dunia adalah eksekusi aktivis kulit hitam bernama Fred Hampton dari organisasi Black Panther di Amerika Serikat. Kasus pembunuhan Fred Hampton menjadi catatan buruk dalam sejarah Paman Sam karena peristiwa ini didalangi oleh FBI (Federal Bureau of Investigation).

FBI yang sering digambarkan sebagai organisasi elit dalam film-film Hollywood ternyata tidak sungkan untuk membunuh aktivis-aktivis yang dianggap membahayakan kepentingan Amerika Serikat (AS). 

Fred Hampton aktivis Black Panther yang dibunuh FBI
Fred Hampton, aktivis Black Panther yang dibunuh FBI pada 4 Desember 1969.

Perlu kalian ketahui bahwan tahun 1960an adalah periode penting dalam sejarah Amerika Serika karena negara tersebut mulai mengakhiri segregasi rasial antara orang kulit hitam dan kulit putih. Banyak demonstrasi dan kericuhan yang dipicu oleh ketegangan rasial yang terjadi pada masa it.

Berakhirnya supremasi kulit putih berkat perjuangan para aktivis, termasuk Black Panther, membuat Fred Hampton menjadi salah satu target yang dianggap berbahaya. 

Fredrick Allen Hampton, dikenal luas sebagai Fred Hampton (30 Agustus 1948 – 4 Desember 1969). adalah seorang aktivis kulit hitam dan pejuang ideologi sosialis. Dia meninggal pada umur 21 tahun setelah ditembak oleh FBI.

Sebelum dibunuh oleh FBI, Fred Hampton menjabat sebagai ketua Partai Black Panther (BPP) cabang negara bagian Illinois yang berbasis di kota Chicago. Dia juga memiliki jabatan wakil ketua BPP tingkat nasional. 

Fred Hampton juga mendirikan Koalisi Pelangi (Rainbow Coalition) antirasis dan antikelas. Koalisi ini merupakan sebuah organisasi politik multikultural yang mencakup Black Panthers, Young Patriots (yang mengorganisir orang kulit putih miskin), dan Young Lords (yang mengorganisir etnis Hispanik).

Koalisi Pelangi juga merangkul geng-geng jalanan di kota Chicago dan membantu anggota geng untuk mengakhiri pertikaian dan beradaptasi dengan perubahan sosial di AS. 

Hampton menganggap fasisme sebagai ancaman terbesar, dengan mengatakan, "Tidak ada yang lebih penting daripada menghentikan fasisme, karena fasisme akan menghentikan kita semua."

Pada tahun 1967, Biro Investigasi Federal (FBI) mengidentifikasi Hampton sebagai ancaman radikal. FBI kemudian mencoba untuk menghambat kegiatan aktivisme Fred Hampton di Chicago dengan berbagai macam cara. 

FBI menabur berbagai macam disinformasi (informasi hoaks) di antara kelompok-kelompok progresif kulit hitam. Organisasi kemamanan federal tersebut juga melakukan operasi kontra-intelijen di dalam cabang-cabang Black Panthers lokal. 

Pada bulan Desember 1969, Fred Hampton dibius, ditembak, dan dibunuh di tempat tidurnya dalam sebuah serangan dini hari di apartemennya di Chicago oleh unit taktis dari Kantor Kejaksaan daerah Cook bersama dengan Departemen Kepolisian Chicago dan FBI. 

Pihak penegak hukum juga mengelurakan lebih dari 90 tembakan ke area apartemen. Dalam penggerebekan tersebut, Mark Clark yang juga merupakan aktivis Black Panther tewas dan beberapa lainnya terluka parah. 

Pada bulan Januari 1970, Koroner wilayah Cook mengadakan pemeriksaan resmi; juri menyimpulkan bahwa kematian Hampton dan Clark adalah pembunuhan yang dapat dibenarkan. Gugatan perdata kemudian diajukan atas nama para korban beserta kerabat Hampton dan Clark. Kasus ini kemudian diselesaikan pada tahun 1982 dengan penyelesaian ganti rugi sebesar 1,85 juta dolar amerika.

Pada Januari 2021, lebih dari 50 tahun setelah polisi membunuh Hampton, ratusan dokumen FBI yang disembunyikan terkait dengan program COINTELPRO dirilis melalui permintaan Freedom of Information Act.

Terkuaknya dokumen rahasi tentang program ilegal FBI bernama  COINTELPRO  menjadi bukti bahwa Fred Hampton memang sengaja dibunuh karena kegiatan aktivisme-nya. Para akademisi juga menganggap dan menyimpulkan bahwa kematian Fred Hampton adalah pembunuhan atas inisiatif FBI.

Sekilas Tentang COINTELPRO 

COINTELPRO (Counter Inteligence Program) adalah serangkaian proyek rahasia dan ilegal yang dilakukan oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) yang dilakukan dari tahun 1956 hingga 1971. Program ini bertujuan untuk mengawasi, menyusup, mendiskreditkan, dan mengganggu organisasi politik domestik Amerika.

Dokumen FBI menunjukkan bahwa COINTELPRO menarget kelompok dan individu yang dianggap subversif oleh FBI. Target operasi mencakup:

  • Organisasi feminis
  • Partai Komunis AS,
  • Organisasi anti-Perang Vietnam
  • Aktivis gerakan hak-hak sipil dan gerakan Black Power (Martin Luther King Jr., Nation of Islam, dan Black Panther Party), 
  • Organisasi lingkungan dan hak asasi hewan,
  • American Indian Movement (AIM)
  • Gerakan kemerdekaan (termasuk kelompok kemerdekaan Puerto Rico seperti Young Lords dan Puerto Rico Socialist Party)
  • Organisasi lainya yang berhalauan kiri
  • Ku Klux Klan

Pada tahun 1971 di San Diego, FBI mendanai, mempersenjatai, dan mengendalikan kelompok sayap kanan ekstrem bernama Minutemen. FBI mengubah oraanisasi yang awalnya hanya menentang komunismen menjadi kelompok yang disebut sebagai Organisasi Tentara Rahasia (Secret Army Organization). Kelompok ini ditugaskan untuk menarget organisasi, aktivis, dan pemimpin yang terlibat dalam Gerakan Anti-Perang dengan menggunakan metode intimidasi dan tindakan kekerasan.

FBI telah menggunakan operasi rahasia terhadap kelompok politik domestik sejak organisasi keamanan federal tersebut didirikan. Operasi rahasia di bawah label resmi COINTELPRO terjadi antara tahun 1956 dan 1971. Taktik COINTELPRO masih digunakan hingga hari ini.

dokumen COINTELPRO FBI
Salah satu dokumen COINTELPRO.

FBI diduga masih melakukan operasi intelejen dalam rangka mendiskreditkan target melalui perang psikologis, memfitnah individu dan kelompok tertentu, penggunaan dokumen palsu, laporan palsu, media palsu, pemenjaraan, dan kekerasan ilegal, termasuk pembunuhan.

Menurut laporan Senat Amerika Serikat, motivasi FBI adalah "melindungi keamanan nasional, mencegah kekerasan, dan memelihara tatanan sosial dan politik yang ada".

Mulai tahun 1969, para pemimpin Partai Black Panther menjadi sasaran COINTELPRO dan "dinetralisir" dengan cara dibunuh, dipenjara, dipermalukan di depan umum atau dituduh melakukan kejahatan. 

Beberapa anggota Black Panthers yang ditargetkan termasuk Fred Hampton, Mark Clark, Zayd Shakur, Geronimo Pratt, Mumia Abu-Jamal, dan Marshall Conway. Taktik umum yang digunakan oleh COINTELPRO adalah sumpah palsu, pelecehan saksi, intimidasi saksi, dan pemotongan bukti pemberatan.

Taktik FBI dalam COINTELPRO di Amerika Serikat pada tahun 1960an sangat mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia pada era diktator Soeharto.

Film Judas and the Black Messiah yang dirilis pada tahun 2021 ini menceritakan tentang pembunuhan Fred Hampton.

Adaptasi dari:

  • https://en.wikipedia.org/wiki/Fred_Hampton
  • https://en.wikipedia.org/wiki/COINTELPRO